HMJ Manajemen UMM Ajak Mahasiswa Cetuskan Gagasan Kreatif Kurangi Ketimpangan Ekonomi Jatim
Rabu, 04 April 2018 07:23 WIB
Malang (24/3) Dalam rangka menuntaskan Program Kerja Himpunan Mahasiswa Manajemen Indonesia(HMMI) Wilayah IV, Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Manajemen Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang pada kesempatan ini menjadi tuan rumah, menggelar Seminar dan Diskusi Nasional 2018 Simposium Regional Jawa Timur, Sabtu (24/3) di Aula teknik GKB 3.
Acara bertema Meneropong Arah Pembangunan Jawa Timur ini dihadiri sederet tokoh-tokoh di Jawa Timur (Jatim). Mereka adalah Staf Ahli Bidang Sosial dan Pengentasan Kemiskinan Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Rahma Iryanti, Anggota DPRD Kabupaten Bojonegoro Sally Atyasasmi, Sekretaris Jendral Asosiasi Pengusaha Industri Limbah Indonesia
(Aspelindo) Budiyanto dan Dosen Manajemen FEB UMM Wiyono.
Megi Prima Yudha mahasiswa Program Studi Manajemen FEB UMM yang juga ketua pelaksana kegiatan menyampaikan bahwa acara ini diharapkan dapat menjadi wadah pembelajaran untuk mencetuskan gagasan ekonomi dalam lingkup Jatim guna mengurangi ketimpangan ekonomi.
“Harapannya setelah acara ini usai, peserta mampu mengangkat permasalahan setiap daerah dan bisa memberikan pandangan bagi pemerintahan untuk mengambil kebijakan,”urainya.
Tidak hanya itu, Megi juga menjelaskan bahwa para pemateri yang dihadirkan sengaja dipilih untuk memberikan tips-tips cara menjadi pengusaha dan mendirikan badan usaha sendiri. Hal ini agar para mahasiswa mampu berkarya saat sudah terjun di masyarakat.
Sekretaris Jendral Aspelindo Budiyanto salah satunya. Pria ini membagikan tips bagaiman cara memulai usaha sedini mungkin. Ia juga menekankan, bahwa belajar bisnis tidak hanya dapat dilakukan di bangku kuliah, namun juga di dunia nyata secara lebih luas.
"Jika yang bukan sarjana saja bisa menjalankan bisnis dan usaha apalagi mahasiswa yang telah ditempa selama empat tahun tentang teori dan praktek bisnis,"ujarnya.
Lebih lanjut Budiyanto juga menjelaskan empat langkah yang perlu ditempuh untuk mempunyai badan usaha sendiri. Yang pertama yaitu menyusun perencanaan, kedua meluaskan jaringan karena setiap usaha pasti butuh networking dan yang ketiga konsisten serta pantang menyerah. Budiyanto juga mengingatkan para mahasiswa untuk tidak berlama-lama dengan proses yang tidak dipahami.
"Selain itu, amati, tiru dan modifikasi perusahan-perusahan yang terkait dengan usaha yang sedang di bangun. Kita lihat Cina, mobil dan teknologi apa yang tidak bisa mereka buat. Semua bisa dan itu ilmunya dari ilmu nyontek semua,” tukasnya.
Tak lupa Budiyanto berpesan kepada para peserta yang hadir agar terus berupaya turut mensukseskan orang lain saat menjalankan bisnis.
“Kalau orang ingin berkembang maka kembangkanlah orang lain. Jika ingin menjadi hebat, maka buatlah orang lain menjadi hebat,” simpulnya.
Selanjutnya, pembicara kedua Anggota DPRD Kabupaten Bojonegoro
Sally Atyasasmi menyampaikan panjang lebar terkait permasalahan di tanah kelahirannya yaitu Bojonegoro. Ia mengungkapkan bahwa Bojonegoro merupakan kabupaten termiskin ke 11 di Indonesia meskipun menjadi kabupaten penyumbang minyak nasional sebanyak 30% dan pemilik APBD tertinggi ke empat di Jatim setelah Surabaya, Sidoarjo, dan Malang.
Menilik keadaan tersebut Sally berharap, mahasiswa dapat ikut serta berkontribusi dalam mencetuskan ide kreatif serta gagasan agar masyarakat Jawa Timur, khususnya Bojonegoro dapat memperbaiki tingkat kehidupan dari sektor ekonominya.
“Saya ingin mengajak teman-teman mahasiswa untuk bersama-sama memikirkan hal tersebut,”pungkas Sally.